Bagi yang sudah
sering ke Airport Komodo, tulisan yang tertera pada advertising board dan
berdiri pas depan loby kedatangan sudah pasti sering membacanya. Tidak bagi
Saya. Saya sering ke bandara Komodo, tapi tulisan ini luput dari perhatian
saya.
Pada pagi yang
cerah hari ini, Sabtu saya ke bandara untuk menjemput Sangkulerong yang datang
dari Kupang. Keberuntungan bagi saya karena seharusnya pesawat Lion Kupang
Labuan Bajo tiba jam 09.30, ternyata undur sampai jam 10.30. Memanfaatkan waktu
yang tersisa itu, sayapun memojok dan duduk di loby mengarah ke depan, ke jalan
dimana mobil hantar dan jemput penumpang tak sedetikpun terlewatkan lalu lalang
di depan saya. Tanpa sadar mata saya tertuju pada tulisan besar di hadapan
saya, " I Labuan Bajo". Saya
mengamati tulisan itu dan mencoba untuk memaknainya dengan imajinasi saya.
Percobaan untuk memaknai tulisan itu terputus oleh tulisan Kapital warna merah
menyolok di bawah tulisan di atas.
TABE. Di bawah
tulisan TABE, ada tulisan Tertib Aman Berkesan Estetik. Sayapun berusaha untuk
memahami dan menerima bahwa TABE adalah akronim dari Terib, Aman, Berkesan dan
Estetik. Tetapi pikiran saya menjalar. Fokus Saya tidak lagi pada kepanjangan
Tabe tetapi pada kata TABE itu sendiri.
Tabe adalah
satu kata Bahasa Manggarai. Tabe sering digunakan dalam komunikasi harian untuk
orang Manggarai, khususnya Manggarai Barat yang berdiam di wilayah keduluan
Kempo, Matawae, Boleng juga Mburak.
Tabe berarti
sapaan " selamat" atau "permisi" ( tergantung konteks).
Tabe yang berarti selamat, lebih banyak diberikan kepada tamu atau teman yang
berjumpa dengan kita baik secara individu maupun group. Setiap kali kita
bertemu tamu atau teman, selalu memberi sapaan dengan mengucapkan kata
"TABE". Tetapi hanya mengucapkan kata Tabe akan menjadi tidak
bermakna jika tidak diikuti aksi. Aksinya berupa mengangkat tangan kanan kita
dan membuka telapaknya, mengulurkan kepada tamu atau teman, menjabat erat
telapak tangan kanan teman atau tamu, setelah dilepas tangan kanan kita ditarik
dan ditempelkan di dada, sementara tangan kiri diposisikan di atas kepala kita
sendiri. Pihak yang menginisiasi jabat tangan dan mengucapkan kata TABE adalah
kita sebagai pihak penerima tamu.
Menjadi
pertanyaan bahwa apa yang mau ditonjolkan oleh pemilik papan iklan dengan
bertuliskan TABE dan dipasang di Airport Komodo. Mari kita singkap dan temukan
yang tersembunyi dibalik Tabe.
Sebelum itu
semua, pertama saya harus mengapresiasi yang tinggi kepada mereka yang memiliki
dan melahirkan gagasan memancang papan iklan di Airport Komodo bertuliskan
bahasa Manggarai, TABE.
Pertama,
Memartabatkan bangsa atau suku bangsa. Aksi yang ditunjukkan itu memperlihatkan
sebuah sikap heroik seorang anak bangsa yang berusaha menaikkan harkat dan
martabat suku bangsa ke level nasional ataupun global. Indonesia terkenal
sebagai negara yang kaya. Termasuk di dalamnya kekayaan akan suku bangsa,
bahasa dan budaya. Tabe yang merupakan bahasa Manggarai adalah aset budaya
bangsa yang akan memperkaya bahasa nasional , bahasa persatuan yaitu bahasa
Indonesia. Menjadi harapan orang Manggarai bahwa Tabe terus digunakan sehingga
bisa diakui sebagai bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Manggarai.
Kedua, Aksi ini
menjadi bagian dari upaya merawat dan melestarikan bahasa Manggarai sebagai
budaya bangsa. Tak bisa dipungkiri bahwa banyak kata-kata bahasa Manggarai
sudah tidak terdengar lagi atau hilang dari pendengaran kita akan penggunaannya
dalam percakapan harian oleh orang Manggarai sendiri. Misalnya kata
"tisu" yang berarti "senduk" sebagai peralatan makan.
Ketiga, Mau
menginformasikan kepada tamu yang datang bahwa orang Manggarai adalah orang
yang berbudaya, ramah, senyum, tahu menghargai dan menghormati serta bisa
melayani tamu dengan senang hati. Dengan demikian tamu seakan mendapat jaminan
bahwa selama berada di Manggarai mereka dilayani dengan baik, dihargai,
dihormati dan memperoleh kepastian rasa aman.
Keempat,
advertising board yang bertuliskan "Tabe" menjadi representatif
masyarakat Manggarai yang memberikan sapaan perdana "Tabe" serta siap
menerima dan rela tinggal bersama tamu yang datang.
Dalam
pengertian lain, Tabe berarti "permisi". Setiap kali kita berjalan di
depan seseorang atau sekelompok orang, atau di tengah sekelompok orang, mesti
mengucapkan kata Tabe. Tetapi mengucapkan kata "Tabe" saja menjadi
tidak sempurna ketika tidak diikuti dengan tindakannya. Tindakan yang dilakukan
saat mengucapkan kata Tabe adalah badan agak dibungkukkan, jarak pandang ke
depan kurang lebih 2-3 meter, tangan kanan dijulurkan ke bawah dan sedikit ke
depan ( Kira-kira membentuk sudut 45 derajat), telapak tangan dibuka dan
jari-jari dirapatkan. Sementara tangan kiri memegang bagian sebelah atas
pergelangan tangan kanan.
Mengucapkan
Tabe dan disertai dengan tindakan seperti di atas mau menunjukkan bahwa
seseorang yang jalan dihadapan orang lain mestinya memohon ijin, menghormati
dan menghargai mereka yang berada di sekitar dia yang jalan. Sebuah bentuk
penghormatan dan penghargaan terhada sesama.